Selasa, 14 Januari 2014

Kutulis pada masa datangku untuk mengenang masa sekarangku*



Oleh: Arif Hidayat

(Sepuluh tahun kemudian)
Siang itu di perpustakaan kampus Universitas Osaka.
Bertalu-talu denting jemari di keyboard netbook cukup terdengar lantang
Menunggu parade ide yang barangkali akan datang
Namun, seketika laju lamunan lebih gesit menghadang
Memuat setumpuk kisah klasik kenangan

Detik – demi detik kusimak imaji yang bercerita
Mengabarkan beribu wajah berona
Wajah-wajah kenangan saling menyapa dan bersua
Mereka bagian dari hidup suka cita

Sahabat-sahabat lama berebutan saling menyapa
Bersahut-sahutan menawarkan bilik nostalgi yang tersisa
Membawa pesan rindu persahabatan
Membawa pesan rindu mengulang keceriaan

Angin meniup anganku bergeser ke lain lubuk kepala
Berjejer wajah-wajah yang nampak lebih tua
Kupelajari senyum dan binar mata mereka
Guru-guru yang senantiasa memandang bahagia

ku ulurkan lagi benang imaji yang masih panjang
Aku dibawa melayang
Ke sebuah ruang kotak yang sama panjang
Dimana tiga tahun aku mengais puing-puing impian
Kembali aku diingatkan tentang gedung itu

Tembok itu juga pasti rindu mati padaku,
Bekas lenganku apakah masih menempel di kulit dinding itu,
Ataukah sudah digusur cat demi cat perjalanan waktu,

Sore hari saat kupulang,
Kaki-kaki berbalut kufain memaksa masuk ke sela-sela tumpukan salju
Trem melesat lambat membelah setiap hari-hariku
Di kursi pojok deretan paling belakang dekat jendela kaca
Ku menyandarkan badan yang letih karena seharian menyusun asa
Sembari menunggu senja buka puasa
Kuterpaksa dibawa melangkah meniti silam
Dimana roda dua setia mengantar berangkat dan pulang
3 tahun menyusuri jalan yang setia melekat di kulit roda perjuangan

Saat tengah malam kuterbangun
Kutatap layar 5 inch hp ku yang mode off
berharap lampu layar berkedip mengiringi pesan singkat
Teringat sahabat mengirim pesan nasihat tuk menghadap kiblat
Bentangkan sajadah tuk tunaikan sholat dan bermunajat
Berharapkan sukses dunia akhirat
Kututup hari ini dengan masih membuka lembar ingatan lama
Siapa tahu masih ada sisa yang terlupa menyapa
Oh! Teman-teman - Guru-guru
Masih saja terus menyapa
Bagaimana kabar kalian semua?
Mari lelapkan mata tuk sambut mimpi indahnya kebersamaan
Sampai-sampai pagi sungkan mengusik kemesraan kenangan


6 June 2023
Prefecture Osaka, Jepang



*Kupersembahkan u/ seluruh sahabat didikku.