Rabu, 30 November 2016

Pendidikan dan Tantangan Global

Pendidikan adalah mesin masa depan. Masa depan bangsa akan sangat dipengaruhi oleh profil pendidikan saat ini.  Ketika guru masuk ke ruang-ruang kelas atau bertemu peserta didik, maka mereka menatap wajah-wajah masa depan yang akan mewarnai pembangunan peradaban. Sehingga orientasi  mengajar harus di arahkan ke depan.  Guru harus sebanyak-banyaknya memberi gambaran masa depan ketika mengajar, menanamkan sikap visioner dan mengajari hal-hal yang bermanfaat untuk survive di masa depan peserta didik.
Dunia saat ini sudah mulai hampir tanpa sekat.  Arus informasi dan komunikasi sudah sangat terbuka dan mudah di akses oleh siapa dan kapan saja.  Sehingga ini adalah sebuah keharusan jika pendidikan kita diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik bersaingan dalam percaturan global kelak.  Kita sudah tahu apa itu CAFTA yang merupakan singkatan dari China-Asean Free Trade Area yang sudah disepakati sejak tahun 2002, dalam pelaksanaan perjanjian ini,  china nampak sangat digdaya dalam menguasai arus barang dan impor sehingga produk-produk China tidak hanya membanjiri pasar Indonesia tapi menjadi Tsunami atau gelombang besar yang menyapu segala penjuru negeri. Kemudian di akhir tahun 2015 kemarin,  Indonesia bersama Negara-Negara Asia Tenggara memulai MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Konsekuensi perjanjian ini kita sebagai bagian dari Asean akan bersaing dengan Negara asean lainnya dalam arus keluar masuk barang dan tenaga terampil terdidik antar negara-negara Asia Tenggara. 
Oleh karena itu,  sekolah sebagai unit pelaksana pendidikan formal harus sanggup menjawab tantangan-tantangan tersebut dengan memberikan asupan pendidikan yang relevan untuk masa depan peserta didik. Dalam hal ini sekolah harus mempersiapkan generasi yang terampil, berwawasan luas dan berkarakter.
Keterampilan
Terampil bisa diasosiasikan dengan siswa tidak hanya tahu apa,  tapi harus bisa apa.  Kecakapan atau keahlian Abad 21 atau sering dikenal sebagai 21st century skill adalah sebagai berikut;
1.Komunikasi, ini adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki peserta didik. Komunikasi bisa berbentuk tulisan atau lisan serta langsung atau tidak langsung.  Sehingga disini juga diperlukan penguasaan bahasa dan kultur masyarakat dunia. Dan hal itu bisa dilaksanakan dengan menyiapkan siswa mahir berbahasa asing (Inggris, Mandarin atau Arab) serta mengetahui kultur peradaban modern.
2.Kolaborasi, manusia sebagai mahluk sosial harus bisa berbaur, bekerjasama, berkontribusi dan mengambil peran nyata dalam kemajuan bangsa. Sehingga sekolah perlu membuatkan ruang bagi siswa untuk berkolaborasi di dalam kegiatan belajar mengajar.  Mengajarkan siswa untuk belajar kelompok, mendorong untuk berkontribusi di dalamnya, memberdayakan siswa dalam setiap kesempatan,  serta memberikan ruang bagi siswa untuk berdiskusi dan saling memberi peran.
3.Critical thinking, negara-negara maju yang tergabung dalam Organization for Economics Cooperation Development (OECD) menggunakan pendekatan High Order Thinking Skills (HOTS)  dalam pembelajaran. Pendekatan ini untuk melatih daya nalar kritis peserta didik dalam setiap mata pajaran. Sehingga siswa tidak hanya bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan pengetahuan hafalan tapi juga mampu menganalisa dan mengelaborasi pengetahuan itu sendiri.
4.ICT,  di era digital ini anak-anak usia sekolah adalah digital native atau generasi yang sejak lahir sudah terpapar dengan perangkat-perangkat digital. Sehingga, pembelajaran di sekolah harus bisa mengarah pada pemanfaatan dan pengembangan IT untuk kemanfaatan.
Wawasan Luas
Siswa yang berpandangan luas akan senantiasa ingin maju,  mempelajari hal-hal baru dan visioner.  Sehingga asupan-asupan informasi harus diberikan sejak Dini.  Kegiatan-kegiatan yang mendukung untuk itu adalah membudayakan gemar membaca dan aktivitas literasi di sekolah. Dengan membaca siswa akan mendapat banyak referensi pengetahuan,  skills,  dan motivasinya yang bermanfaat.
Karakter dan Mental
Thomas J. Stanley, Ph.D pernah merilis sebuah survei tentang faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang.  dari seratus faktor indikator kesuksesan,  survei tersebut menempatkan karakter dan mental seperti kejujuran,  kedisiplinan,  kerja keras, mempunyai semangat/passion dan kompetitif di urutan teratas.  Itu artinya mempersiapkan generasi yang kuat tidak hanya menyiapkan pengetahuan dan skill,  tapi yang juga lebih utama adalah karakter dan mental peserta didik menghadapi persaingan global.
Sudah saatnya pemerintah,  orang tua,  sekolah dan masyarakat sebagai stakeholders utama dalam mempersiapkan generasi bangsa berfikir dan bertindak serius jika tidak mau bonus demografi yang kita punya kedepan malahan menjadi beban.

*ringkasan diskusi interaktif di produa RRI FM Solo,  dengan tema pendidikan dan tantangan global. Senin, 28 November 2016.

Terima kasih siswa-siswaku

Setiap saat dan di setiap tempat,  langkah guru selalu diperhatikan, diamati dan diinspirasi oleh siswa.  Segala bentuk perkataan seorang guru masuk ke telinga siswa kemudian dirasakan oleh hati dan diolah akal menjadi sebuah kesimpulan berupa kesan, model dan inspirasi. Guru dituntut memberikan gambar jelas,  kualitas HD dan tidak buram serta yang paling penting membawa 'spirit' pencerahan bagi siapa saja yang menyaksikan.
Kemarin dan hari ini kami diingatkan oleh siswa,  bahwa tugas-tugas kami melekat pada kepribadian, kebiasaan dan karakter yang selalu kami bawa kemana-mana bersama anggota badan dan pakaian kami.  Mohon maaf,  kami masih jauh dari kata sempurna,  banyak kesalahan,  belum menjadi model yang baik dan semoga ini menjadi 'a stepping stone' untuk berusaha menjadi seperti apa yang kalian harapkan.  Dan sekali lagi terima kasih untuk pagi ini, apresiasi dan rasa hormat sudah kalian persembahkan pada kami,  guru-guru kalian.  semoga hari ini mewakili 7 hari dalam 1 minggu ke depan, minggu ini mewakili 4 minggu dalam satu bulan ke depan, Bulan ini mewakili 12 Bulan dalam setahun ke depan dan tahun ini mewakili bertahun-tahun lagi bagi kita dan kalian berkarya sebagai pawang-pawang kehidupan. Semoga Allah senantiasa menaungi kita dan mengabulkan doa-doa ini.

Bahasa

Bahasa adalah simbol peradaban, karenanya bahasa akan semakin berkembang seiring berkembangnya zaman. Tidak kita pungkiri, generasi selisih 15 tahun saja mempunyai ragam dan gaya bahasa yang berbeda,  dari ekspresi,  diksi  dan nilai. Kadang pembakuan bahasa tidak bisa diterima di ranah-ranah tertentu,  bahkan buku-buku bestseller sekalipun. Sehingga bahasa harus dimaknai dengan nilai manfaat yang diberikan,  kesopanan yang dimunculkan dan memfasilitasi karya-karya estetika.
Bahasa seperti sebilah pisau,  tergantung siapa yang menggunakan. Seorang alim, bijak dan cerdik cendikia memakainya untuk mengungkapkan kalimat-kalimat positif,  menyampaikan risalah dan sunnah,  nasihat,  motivasi,  menenangkan,  meneduhkan dan menyelamatkan.  Namun,  ketika dipakai oleh orang tak bertanggung jawab akan menjadi fitnah,  caci maki,  kebencian dan hanya jadi alat bersilat lidah.
Luaskan pikiran dan dalamkan perasaan,  sehingga apapun dan bagaimanapun bahasanya akan mewakili hati nurani.

Jumat, 25 November 2016

Hari Guru Nasional 2016

Dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional 25 November 2016,  SMP Islam Al Abidin menyelenggarakan upacara bendera. Ada yang istimewa pada upacara kali ini, yaitu petugas upacara semua adalah guru.  Pemimpin upacara,  protokol, pengibar bendera,  pembawa teks,  pembaca doa dan UUD,  komandan pleton dan regu paduan suara semua dari unsur guru. Tidak mau kalah dengan siswa dalam melaksanakan tugas, guru-guru tampak fasih dalam membawakan setiap tugas mereka. Beberapa saat setelah upacara selesai, peserta upacara dan semua guru diminta untuk tidak meninggalkan lapangan. Kemudian ada beberapa anak yang sudah disiapkan sesuai dengan jumlah guru memberikan bingkisan,  kembang dan balon sambil mengucapkan 'selamat hari guru, semoga diberikan hidayah,  kesabaran dan rejeki yang cukup' dan masing-masing guru langsung menjawab 'aamiin' kemudian guru dan siswa saling bersalaman dan berpelukan.
Bersamaan dengan momen mengharukan tersebut dua orang siswa putri maju ke tengah lapangan memandu siswa lain menyanyikan hymne guru dan satunya sambil membaca puisi untuk guru. Setelah selesai semua prosesi upacara dan 'tanda' bakti siswa kepada guru,  osis selaku panitia menyelenggarakan beberapa 'events' seperti lomba memasak guru Putri dan lomba tenis meja untuk guru Putra.  Sementara siswa di masing-masing kelas menghias nasi tumpeng.  Tumpeng yang dihadirkan juga sangat kreatif dan menarik; ada yang membentuk miniatur sekolah,  candi borobudur,  rumah dan ada bentuk tumpeng asli dengan ornamen-ornamen lauk yang ditata rapi.  Itulah kemeriahan dan kebahagian yang dihadirkan oleh keluarga besar SMP Islam Al Abidin.
Semoga dengan perayaan hari guru ini, semua warga sekolah mendapat pelajaran dan hikmah.  Guru menjadi semakin mencintai profesinya sebagai pendidik,  siswa semakin semangat belajar dan menaruh rasa hormat pada guru serta orang tua dan masyarakat mendukung penuh proses pendidikan di sekolah. 

Selasa, 22 November 2016

Debat Calon Ketua Osis

Debat sering dimaknai dengan aktivitas saling menyampaikan pendapat di ruang tertentu yang tujuannya adalah mendapatkan kemenangan argumen. Debat secara umum sering juga berakhir dengan efek-efek lain seperti saling mencerca, ingin menang sendiri, tidak saling menghargai, bahkan yang lebih parah sampai memutuskan silaturahmi. Dan Islam menyeru kita untuk menghindari perdepatan tanpa ada ujung pangkal dan kemaslahatannya.
Umar Bin Khattab berkata :

لا يجد عبد حقيقة الإيمان حتى يدع المراء وهو محق ويدع الكذب في المزاح وهو يرى أنه لو شاء لغلب

“Seseorang tidak akan merasakan hakikat iman sampai ia mampu meninggalkan perdebatan yang berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran, dan meninggalkan berbohong meskipun hanya bercanda padahal ia tahu seandainya ia mau ia pasti menang dalam perdebatan itu”

Pagi ini siswa Smp Islam Al Abidin mendapatkan pembelajaran dalam rangka debat calon ketua Osis 2017/2018. Sebelum debat dimulai,  moderator menyampaikan apa itu definisi dan esensi dari debat itu. Bahwa debat adalah bagian dari diskusi untuk mempertemukan gagasan,  ide atau pendapat yang berbeda.  Sehingga muncul gagasan dan ide baru yang lebih matang,  baik dan berterima untuk semua pihak. Dalam konteks debat calon ketua osis kali ini, panitia pemilihan memberikan ruang kepada seluruh kandidat untuk menyampaikan visi,  ide dan gagasan yang tersusun dalam program kerja mereka. Selain itu,  debat kali ini juga untuk memberikan bahan pertimbangan bagi calon pemilih untuk menentukan calon yang terbaik menurut mereka.
Dan ini adalah miniatur kepemimpinan yang akan menjadi bagian utama dalam pembangunan peradaban masa depan.

#pakissmpislamalabidin

Selasa, 15 November 2016

Penyimpangan Sosial; Pembelajaran IPS

Interaksi sosial adalah sebuah dinamika kelompok yang menghasilkan perilaku masyarakat atau individu. Perilaku tersebut bisa negatif atau positif,  bisa menyimpang atau sesuai nilai dan norma masyarakat.  Perilaku positif tentu saja berdampak baik bagi pembangunan peradaban masyarakat.  Sebaliknya,  perilaku menyimpang akan membawa dampak buruk terhadapan masa depan bangsa kita.
Kenakalan remaja yang sering diwartakan di media bukti bahwa proses sosialisasi remaja-remaja kita kurang sempurna dan asupan informasi sehari-hari yang tidak mendukung tumbuh kembang mereka. Di zaman informasi seperti sekarang ini,  perilaku menyimpang mudah sekali menular.  Melalui TV dan gawai yang terhubung internet remaja kita melihat kemudian meniru apa yang baru ditontonnya baik secara penampilan maupun sikap.
Kemungkinan-kemungkinan itu bisa saja terjadi pada mereka,  sehingga sebagai manusia terdidik, siswa diharapkan mampu mendeteksi, menganalisa dan mencegah penyimpangan sosial terjadi pada dirinya dan lingkungan sekitarnya. Sebagai agent of change, setiap siswa harus punya visi dan misi untuk mencegah dan menanggulangi penyakit sosial, utamanya bagi diri mereka sendiri.

Dengan Teknik Role Play
Dalam pembelajaran IPS ini guru memberikan pesan tentang bahaya dan dampak penyimpangan sosial sangat penting untuk siswa karena mereka angkatan rentan terhadap pelaku maupun korban penyimpangan sosial.
Dengan metode bermain peran atau role play siswa lebih antusias dan pesan dari pembelajaran dengan mudah tersampaikan.  Pertama guru memberikan pemahaman dasar dan contoh perilaku menyimpang yang terjadi di sekitar,  kemudian siswa berdiskusi menentukan tema cerita dan membuat skenario bermain peran. Setiap siswa harus berlatih dan menghayati peran yang dia lakoni.  Setelah ditampilkan dengan disaksikan siswa yang lain,  setiap kelompok membuat kesimpulan dan analisa cerita terkait dengan penypangan sosial. Di akhir guru membuat kesimpulan umum dari penampilan siswa dan meberikan penekanan moral terhadap materi yang baru saja dipelajari.

Senin, 14 November 2016

PAKIS 2016

Islam mengajarkan kita untuk memilih pemimpin yang baik. Jangankan dalam urusan bernegara atau organisasi. Dalam melakukan 'safar'pun,  kita harus menunjuk seorang ketua atau koordinator selama melakukan 'safar'. Tentu saja,  pemimpin yang ditunjuk adalah orang yang mempunyai akhlak paling baik, paling dekat dengan teman-temannya, paling dapat mengutamakan kepentingan orang lain (tidak egois) dan senantiasa mencari kesepakatan rombongan (musyawarah).
Sebagai sebuah organisasi,  OSIS mempunyai peran dan tanggung jawab melaksanakan program-program pemberdayaan siswa. Sehingga reorganisasi secara berkala perlu dilakukan untuk membelajarkan kepemimpinan kepada lebih banyak siswa. 
Dan mulai saat ini,  OSIS melaksanakan program kaderisasi yaitu menyiapkan pimpinan OSIS masa khidmat selanjutnya. Sebelum pemilihan, digelar sosialisasi untuk menjaring minat siswa mendaftar sebagai calon ketua maupun pengurus.  Setelah itu ada 'fit and proper test' untuk menilai modal dasar calon sebagai pemimpin.
Setelah proses seleksi dan mendefinitifkan calon ketua,  diselenggarakan Pemilihan Ketua Osis (PAKIS)  2016/2017 dengan sistem Langsung,  Umum,  Bebas dan Rahasia (LUBER). Penghitungan suara dilaksanakan secara langsung dan terbuka untuk mengetahui Ketua Osis terpilih. 
Kemudian,  ketua osis terpilih,  ketua osis demisioner dan beberapa dewan pengurus serta didampingi perwakilan dewan guru membentuk formatur untuk merumuskan struktur organisasi, internalisasi visi dan misi kepada ketua dan pengurus baru, penyusunan program kerja dan persiapan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK). Setelah semuanya 'fix' dilakukan pelantikan kepengurusan baru dan serah terima jabatan dari kepengurusan lama dan mereka sudah bisa secara resmi melaksanakan masa khidmatnya untuk kemaslahatan semua,  khususnya siswa.

---------
pemilihan Ketua OSIS dijadikan ajang untuk menyemai bakat-bakat yang secara fitrah melekat di setiap manusia sebagai khalifah di muka bumi.  Sehingga kedepan mereka tidak hanya bisa memimpin tapi juga bisa memilih pimipin yang baik.

Sabtu, 12 November 2016

Belajar Integritas dari nenek penjual mainan

Siang tadi seorang nenek dengan sepeda kayuh 'bronjong' yang tersandar di pagar rumah orang nampak nunggu pembeli sambil sesekali memukul-mukul mainan dengan harapan menarik perhatian orang sekitarnya.  Dan saya pun tertarik untuk berhenti, dan berfikir, 'wah, lumayan buat oleh-oleh anak sekaligus mengenalkan kalo mainan seperti ini cukup berharga bagi bapaknya waktu kecil.
Saya menghampiri dan terjadi transaksi; 'pintenan niki bu?' Walaupun ada tulisannya Rp. 2000,- minimal sebagai basa-basi awal transaksi. 'ingkang alit kaleh ewu,  ageng tigang ewu'. Sambil milih-milih saya langsung putuskan beli, 'Njih,  ingkang alit mawon kalih' sambil mengulurkan uang kertas 5 ribuan. kemudian nenek itu mengambil tas kecil lusuh dari saku celana dan nampak agak kesulitan mencari kembalian seribu rupiah. Kemudian saya berinisiatif, 'pun mbah,  kersane' harapan saya kembalianya buat beliau, tapi beliau langsung menyahut 'mboten-mboten,  niki wonten kok mas' sambil mengeluarkan satu koin ribuan dan menyerahkan ke saya sambil berujar 'nuwun njih mas', 'njih sami-sami' balasku.
Lesson Learned:
Saya ngga' bisa membayangkan atau mengira-ira berapa pendapatan si nenek dari berjualan mainan tradisional semacam itu dengan mengayuh sepeda seharian, tentu tidak banyak.  Tapi, prinsip untuk tidak meminta belas kasihan nampak terlihat dari cara dia menolak kelebihan.

Jumat, 11 November 2016

Satu Langkah untuk Negeri

Negeriku sudah terkotak-kotak
Negeriku sudah penuh pro dan kontra
Negeriku sudah penuh dengan 'fans' dan 'haters'
Negeriku sudah banyak pendukung dan penentang

Di wall sudah banyak saling membenci
Di televisi sudah beringas saling menghujat dan dengki
Di tempat umum sudah banyak saling mencurigai
Di jalan raya banyak umpatan dan caci maki

Sekarang saatnya,
Satukan langkah membangun bangsa
Mengingat mereka (pahlawan) telah menebusnya (kemerdekaan) dengan darah,  keringat dan air mata... Jangan cederai cita-cita mereka untuk Indonesia Jaya
Syukuri nikmat Allah dengan aksi yang berguna

Selamat Hari Pahlawan

Berusaha menjadi 'ayah'

Saya pernah membaca sebuah 'quote' yang saya lupa dari siapa,  kira-kira seperti ini bunyinya;  jika ingin melihat masa depan sebuah bangsa,  lihatlah sekarang,  ditangan lelaki semacam apa anak-anak bangsa dibesarkan'.
Saya sangat sepakat dengan itu,  peran seorang bapak dalam menyiapkan generasi sangat dominan. Kita lihat tokoh-tokoh bangsa,  the founding fathers,  orang-orang sukses, bahkan para diktator kondang dalam sejarah dunia banyak mengambil inspirasi, ditempa dan dididik oleh bapak-bapak yang 'luar biasa'. Saya tertarik untuk mengambil teori trilogi kepemimpinan dari Ki Hajar Dewantara yang berbunyi 'Ing Ngarsa Sung Tuladha,  Ing Madya Mangun Karsa,  Tut Wuri Handayani' untuk menjelaskan pola pengasuhan seorang bapak kepada anak-anaknya.
Ing ngarsa sung tuladha, di depan menjadi contoh. Orang tua,  adalah model bagi anak-anaknya,  apalagi ketika mereka masih kecil.  Segala sesuatu,  gerak-gerik,  ucapan dan bahkan bagaimana meraka (orang tua) menyikapi persoalan sangat mudah dan rentan ditiru.  Maka,  kita mencoba untuk menjadi pribadi yang sempurna minimal didepan anak-anak kita. Dan anak-anak kita adalah peniru ulung,  sehingga mereka hanya akan meniru orang tua dari sisi yang baik saja.
Ing madya mangun karsa,  di tengah sama-sama bekerja.
Selain sebagai model,  bapak harusnya hadir dalam membersamai anak-anak. Mengajarkan anak untuk melakukan sesuatu,  memecahkan masalah bersama, atau sekedar membersamai dalam bermain.  Di sini seorang bapak adalah fasilitator,  bukan seorang mandor yang asal memberi perintah.
Tut wuri handayani,  di belakang memberikan dorongan.
Dalam melalui hari-hari mereka,  anak-anak kita pasti menghadapi bermacam dinamika; gagal/berhasil,  dipuji/diolok-olok,  senang/sedih dll.  Sehingga dalam 'ups and downs of their live' bapak hadir sebagai motivator,  memompa semangat  dan memberikan dorongan moral agar mereka tidak merasa sendiri.
Sulit memang menjadi figur yang ideal,  tapi tidak ada salahnya kita mulai berbenah dan berubah.
Mudah-mudahan,  dari tangan kita (bapak) akan lahir generasi yang kuat, berakhlak karimah, berkarakter dan taqwa yang akan menjadi pendekar-pendekar bangsa dalam bidang mereka masing-masing.

Selamat Hari Bapak Nasional 2016

Rabu, 02 November 2016

Kuat Arus dan Beda Potensial

Salah satu kebutuhan utama masyarakat modern adalah listrik.  Dengan aliran listrik segala kebutuhan hidup menjadi lebih ringan dan mudah,  mulai dari menyimpan dan memasak makanan,  alat-alat elektronik rumah tangga,  'gadget',  alat penerangan,  serta kendaraan sudah mulai menggunakan energi listrik. Ilmu dasar tentang kelistrikan harus dikuasai setiap orang sehingga bisa meminimalisir dampak/efek yang ditimbulkan karena 'installation fault' atau 'short-circuited' yang bisa menyebabkan kebakaran,  ledakan atau efek bahaya yang lain.
Dalam pembelajaran Fisika siswa diharapkan mengetahui prinsip dasar pengukuran arus,  tegangan dan cara penggunaan alat ukur listrik dengan bereksperimen menggunakan alat ukur seperti voltmeter dan amperemeter. 
Dari uji coba tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa:
1. Untuk mengukur arus listrik digunakan amperemeter yang dalam penggunaannya harus dihubungkan secara seri dengan hambatan.
2. Untuk mengukur tegangan listrik digunakan voltmeter yang dalam penggunaanya harus. dihubungkan secara pararel dengan hambatan.
3. Nilai arus akan sama pada semua hambatan jika rangkaian dipasang secara seri.
4. Nilai tegangan akan sama pada semua hambatan jika rangkaian dipasang secara pararel.

'Outcome' dari setiap pembelajaran bukan hanya sekedar pengetahuan saja,  tapi juga harus menyentuh aspek keterampilan.  Siswa tidak hanya tahu apa,  tapi juga bisa apa.

Ciptakan Kesulitan & Ketidaknyamanan

Sebuah pepatah Tiongkok mengatakan bahwa 'kesuksesan itu akan diperoleh dengan tidur di atas kayu bakar dan mencicipi empedu'. Artinya tidur di atas kayu bakar itu sama sekali tidak nyaman,  sakit,  dan bisa-bisa melukai tubuh kita dan mencicipi empedu itu biangnya rasa pahit.  Jadi kesusksesan maupun kejayaan bukan dirintis dari kebiasaan-kebiasaan yang nyaman, mudah, manis,  dan enak tapi melalui tempaan kesulitan dan ketidaknyamanan yang tercipta alamiah atau sengaja diciptakan sendiri.
Anak-anak ini telah secara sadar menciptakan kesulitan dan ketidaknyamanan mereka.  Seharusnya bisa istirahat mereka memilih beraktifitas,  bisa berteduh mereka memilih berpanas-panasan dan bisa bermain mereka memilih serius berlatih.
Dan hasilnya tidak hanya untuk sebuah event yang akan mereka jalani,  tapi masa depan yang lebih panjang dan terjal lagi.

Mereka adalah tim Pasukan Pramuka Inti Al Abidin (PASKIAL)  yang akan ambil bagian dalam Kemah Wilayah (KEMWIL)  JSIT Jawa Tengah,  di Bumi Perkemahan AKMIL Magelang,  tanggal 4 s.d 8 November 2016.

Semoga sukses dan istiqomah..