Selasa, 08 Januari 2019

The answer is on your hand

Seorang pemuda penasaran dengan kehebatan orang tua di kampung sebrang dalam berdebat dan menjawab setiap pertanyaan yang dialamatkan padanya. Dia sudah sangat terkenal, bahkan tidak jarang banyak pengunjung dari luar kota berdatangan sekedar mencari petuah bijak atau memberi pertanyaan dengan harapan mendapat jawaban yang pas. Pada suatu pagi saat kampung masih lengang pemuda itu mengetuk pintu orang tua itu. Belum genap 5 kali ketukan suara serak-serak berat datang dari dalam, "sebentar, saya harus menyelesaikan pekerjaan rumah dulu". Mendengar jawaban itu, pemuda itu mau menunggu lalu duduk di kursi rotan di depan rumah dengan desain cukup unik itu. Tak lama berselang, suara pintu terbuka berbunyi pelan. Seorang tua dengan rambut dan jenggot panjang yang sudah memutih semua itu sudah bisa menebak maksud tamunya itu. 

Dengan wajah antusias pemuda itu mulai bicara tentang tujuannya ke sini. "Pak tua, saya dengar anda adalah pemikir hebat dan bijak" tanyanya. "Begitu ya" sergap pak tua itu sambil mengambil posisi tepat di depan pemuda yang sudah bangkit dari tempat duduknya tadi. "Hari ini saya datang dari kota sebrang untuk memberikan pertanyaan yang saya yakin anda tidak bisa menjawabnya dengan tepat" tambahnya sambil agak membusungkan dada. "Memangnya apa pertanyaan mu anak muda?" tanyanya. "Pak tua, di gengaman tanganku ada seekor anak burung, coba jawab bagaimana nasib anak burung itu setelah kubuka genggaman ini" pungkasnya. Dalam hati pak tua itu tahu kalo dia jawab mati pasti pemuda itu akan membiarkannya, dan sebaliknya ketika dia jawab hidup pemuda itu pasti akan meremas anak burung malang itu hingga mati. Jadi kesimpulannya anak muda itu hanya ingin mengecoh dengan pertanyaan semacam itu. Dan jawabannya sungguh tidak disangka pemuda itu, "Nak, jawabannya terletak di tanganmu, tergantung kamu sebab kamu bisa melakukan apa saja terhadap anak burung itu"

"Kamu punya kehendak, keputusan dan pilihan untuk membuatnya mati mengenaskan atau tetap hidup dengan harapan" tambahnya sambil berjalan menjauh menuju pintu rumah yang masih terbuk. Sebelum masuk rumah pak tua itu membalikan badan seraya berkata pelan, "kamu punya kehendak bebas nak, tapi kamu  punya hati dan Tuhan yang akan memberi balas setiap perbuatan" 

-----------------

Manusia diberi kehendak sekaligus dikaruniai akal untuk mengolahnya. Mau berbuat apa dan bagaimana adalah keputusan yang diambil menurut referensi akal yang berfikir, merekam dan meniru lingkungan sekitarnya. Masa depan  kita nanti tergantung apa yang sudah, sedang dan akan kita sendiri usahakan dan jalani, InsyaAllah. 

Solo, 9/01