Jumat, 31 Maret 2017

Proses dan Kepedihan

Hampir setiap hal baik dihasilkan dari proses yang panjang dan pedih. Bagaimana besi harus rela dilebur dengan suhu yang sangat tinggi untuk menghasilkan berbagai alat yang memudahkan hidup manusia, bagaimana buah kelapa dijatuhkan dari atas,  dikuliti,  dipecah, dicongkel, diparut dan diperas sehingga menghasilkan santan, bagaimana gunung yang indah dan subur itu dulu pernah berkali-kali diselimuti lahar dan awan panas, dan hampir segala hal tidak bisa menolak proses dan 'kepedihan'.

Pendidikan adalah proses yang panjang. Secara formal saja kita dihimbau mengikut 12 tahun. Belum anjuran agama yang menuntut kita belajar dari ayunan sampai liang lahat. Dalam belajar maupun membelajarkan, banyak guru menemui kebosanan, kelelahan, kemalasan dan kekecewaan akan hasil belajar mengajar. Maka kita ingat nasihat Mbah Maemoen Zoebair berikut ini, "Yang paling hebat bagi seorang guru adalah mendidik, dan rekreasi yang paling indah adalah mengajar. Ketika melihat murid-murid yang menjengkelkan dan melelahkan, terkadang hati teruji kesabarannya, namun hadirkanlah gambaran bahwa diantara satu dari mereka kelak akan menarik tangan kita menuju surga”.

#dailyteachersbriefing

Rabu, 29 Maret 2017

Belajar Dari Buah Kelapa

Ketika menyantap sayur lodeh, tumpang dan rendang apa yang terlintas dalam pikiran kita. Enak,  pasti. Kuliner yang paling akrab di lidah orang-orang kita tersebut memang nikmat. Nikmat karena ada beberapa racikan bahan-bahan di dalamnya,  utamanya santan kelapa.
Kita semua pasti tahu dari mana dan bagaimana asal muasal santan kelapa. Tapi banyak dari kita yang tidak mentadabburi proses tersebut.  Sebelum jadi santan, proses kelapa dari pohon sampai dapur cukup kompleks. Kelapa yang sudah berumur biasanya dipanen dengan menaiki pohonnya dan setelah dipetik dijatuhkan dari ketinggian. Setelah di bawah, kelapa langsung berurusan dengan bendo (semacam sabit besar) dan benda tajam lainnya. Untuk memisahkan serabut dari cangkangnya, kelapa harus dijambak atau dikuliti sampai bersih baru dipukul supaya cangkang terbelah. Cangkang kelapa yang terbelah tersebut akan dicongkel untuk diambil buahnya. Setelah buah kelapa masuk dapur, diparutlah buah itu menjadi serpihan dan dicampur air kemudian diperas untuk mengeluarkan sari patinya yang kemudian menjadi santan.
Itulah buah kelapa, untuk bisa dinikmati kelezatan dan manfaatnya harus rela menjalani porses yang panjang dan menyakitkan.
Diibaratkan manusia, kita sering 'menghakimi' orang yang telah sukses dengan hidupnya, bagus ibadahnya, dalam ilmunya dan banyak pengikutnya setelah kita lihat keadaan dzohirnya tapi jarang kita lihat proses panjang yang membentuknya.
Bagaimana sering kita dengar kisah seorang ulama' yang harus menempuh perjalanan panjang untuk mendapatkan dan menggali ilmu, seorang da'i yang dengan keringat dan air mata merintis ponpes beliau, seorang pengusaha yang pernah mengalami masa-masa paling sulit dalam hidupnya, dan masih banyak lagi kisah-kisah seperti itu di buku-buku shirah dan biografi.
Setiap kegemilangan pasti ada masa lalu yang dijalani dengan 'darah dan air mata'.  Sebuah pepatah Cina mengatakan, kesuksesan itu didapat dari tidur di atas kayu bakar dan memcicipi empedu, yang maksudnya kita harus bisa bersusah-susah dahulu dan merasakan proses perjuangan hidup yang penuh pahit dan getir.

LKS 2017

Solo akan menjadi tuan rumah Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Nasional 2017. Untuk mempersiapkannya,  dilaksanakan Rapat Koordinasi Persiapan Pelaksanaan LKS 2017 pada 29 s.d. 30 Maret 2017 di Hotel Novotel Solo.
Kegiatan yang akan diselenggarakan Bulan Mei mendatang akan memperlombakan 56 bidang lomba kejuruan. Selain itu, ajang ini juga dimaksudkan untuk mempromosikan ke unggul and keunggulan SMK ke khalayak,  khusunya ke sekolah menengah pertama (SMP). Oleh karena itu, SMP di Solo dilibatkan dalam program OSOP dan OSOC. OSOP kependekan dari One School One Province. 34 Sekolah yang ditunjuk akan menjadi tuan rumah atau dikunjungi oleh masing satu provinsi setiap sekolah. Dan OSOC kependekan dari One School One Country. Di lomba yang akan diikuti oleh siswa dari negara-negara Asean untuk kompetensi kejuruan Animasi 3D juga akan mengunjungi beberapa SMP di Solo.
Harapannya, kegiatan ini bisa meningkatkan daya saing bangsa melalui pendidikan kejuruan dan keterampilan serta saling mengenal kebudayaan dan local wisdom dari seluruh penjuru tanah air dan Asia Tenggara.

Selasa, 28 Maret 2017

Mendidik itu memimpin.

'Setiap kita adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas yang kita pimpin'.
Dalam proses pembelajaran, setiap guru adalah pemimpin bagi anak-anak didiknya. Dalam memimpin pembelajaran, setiap guru harus punya semangat 'ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa,  tut wuri handayani'. Guru harus menjadi teladan dalam berperilaku, menjadi partner dalam belajar, dan menjadi motivator di setiap 'ups and downs' semangat siswa dalam belajar.

#dailyteachersbriefing

Senin, 20 Maret 2017

Menjelang UNBK, siswa SMP Isam Al Abidin mengikuti simulasi

Sebanyak 113 siswa kelas 9 SMP Islam Al Abidin mengikuti simulasi terakhir sebelum menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pada awal bulan Mei mendatang.
Simulasi ke 3 ini dilaksanakan pada hari senin dan selasa, 20 - 21 Maret 2017 di sekolah setempat dengan mengujikan dua mapel, Bahasa Indonesia dan IPA.
Simulasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesiapan peserta didik dalam menghadapi ujian nasional,  baik dalam mengoperasikan komputer maupun mengerjakan soal. Dengan demikian, saat pelaksanaan UNBK nanti siswa tidak menemui kendala teknis pengoperasian komputer serta dapat mengerjakan soal-soal ujian dengan baik karena sudah mendapatkan latihan sebelumnya.
Seperti diketahui,  Smp Islam Al Abidin sudah 2 tahun terakhir ini mengikuti UNBK menggantikan Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP). Dengan diselenggarakan model ujian seperti ini, siswa lebih senang karena teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat dekat dengan aktifitas mereka sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah. Dari sisi penyelenggaraan, UNBK juga lebih ekonomis dan efisien.

Kamis, 16 Maret 2017

Kajian Bersama Peggy

Mantan artis sekaligus da'i, Peggy Melati Sukma, atau yang akrab dipanggil teh Peggy mengunjungi SMP Islam Al Abidin pada tanggal 13 Februari 2017. Kunjungan beliau sekaligus bersamaan dengan agenda roadshow di berbagai kota di Indonesia untuk menggalang dana kemanusian untuk para pengungsi dan korban perang Suriah dan sekitarnya.
Acara yang dihelat oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) ini bertujuan untuk menguatkan karakter siswa dalam menghadapi tantangan-tantangan zaman. Dalam kesempatan ini, teh Peggy menyampaikan akan pentingnya menjaga marwah kita sebagai umat Islam. Jangan sampai sebagai generasi muslim kita hanya ikut-ikutan budaya atau kebiasaan agama lain yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam, salah satunya budaya Valentine. Selain itu, sang inspirator hijarah teresebut juga memberikan beberapa tips supaya kita bisa meraih masa depan yang gemilang karena masa depan umat Islam ada ditangan remaja-remaja Islam yang duduk di hadapanya, kata beliau.
Selain memberi asupan ruhaniyah kepada siswa, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk melatih empati siswa dengan menyelenggrakan penggalangan dana. Dan Alhamdulillah, dana untuk Syam yang terkumpul dari siswa mencapai 19.860.000 rupiah.


Naluri Seorang Ibu

Di suatu siang, kakak laki-lakiku menelfon dengan nada yang cukup tinggi dan khawatir menanyakan keadaan dan kondisiku. Aku yang sedang mengajar waktu itu kaget,  tak ada angin tak ada hujan ditanyakan kondisi dan kabarku yang sebenarnya kami tidak jarang-jarang amat bertemu. Karena setiap satu atau dua minggu sekali aku menyempatkan ke rumah orangtua.
Setelah mengonfirmasi keadaanku yang baik-baik saja, kakakku dengan nada lega bilang;  yo syukur,  alhamdulillah. Barulah dia mulai memberikan keterangan yang belum cukup membuatku puas.

Malamnya, aku menyengaja pulang ke rumah orangtua hanya untuk meminta keterangan apa yang sebenarnya terjadi langsung dari sumbernya, ibuku. Dengan perasaan sangat lega setelah melihatku baik-baik saja, ibu langsung bercerita kronologi kejadiannya dengan gayanya yang khas,  menggebu-gebu dan runtut.

Begini ceritanya,  di suatu siang, HP bapak berdering beberapa kali, bapak yang sedang tertidur kecapekan selepas pulang dari sawah tak mendengar maklum juga dengan pendengaran beliau yang sudah mulai berkurang. Dering berikutnya masih terus berlanjut bersamaan dengan kepulangan ibu dari tempat kerjanya, Pasar Jungke. Melihat keadaan itu,  buru-buru ibu membangunkan bapak dan setengah gagap bapak mengangakat telfon dan belum selesai dia berkata 'hallo,  assalamu'alaikum' langsung di sahut dengan suara rintihan yang mengaku anak ke-7 nya, aku, sambil bicara, 'pak,  tulung pak,  aku bar nabrak uwong, iki nang kantor polisi'. Bapak yang pendengarannya sudah mulai berkurang itu mulai bingung dan panik walaupun belum begitu jelas maksudnya apa,  tiba-tiba hp disahut ibu dan munculah suara yang lain,  seorang pria dengan suara tegas dan serak mulai pembicaraan;  'hallo, anak ibu sekarang ada di kantor polisi, habis menabrak orang dan orang yang ditabrak meninggal dunia, anak ibu terancam hukuman penjara'. Ibu yang mulai 'shock' sudah tidak tahu harus bicara apa,  dan berlanjutlah suara laki-laki tersebut dengan nada seakan memberi solusi, 'begini saja bu, akan saya bantu, tapi tolong isikan pulsa saya dan rekan saya masing-masing 250 ribu untuk melobi atasan kami, cepat ya! tidak usah bilang siapa-siapa dulu karena ini darurat'. 'Kirim ke nomor ini ya!' setelah mencatat ke dua nomor hp yang diberikan, ibu langsung ke kamar mengambil uang, tanpa mempedulikan bapak yang masih terbengong-bengong beliau langsung ke luar mencari konter hp terdekat untuk mengisikan kedua nomor tersebut. Setelah pengisian berhasil,  ibu menyengaja menelfon balik beberapa kali tapi tidak tersambung.
________
Walau sudah berusia senja, 67 tahun, Ibu saya termasuk perempuan berwawasan luas di lingkungan kami. Jangankan urusan keluarga,  urusan politik sampai pilkada Jakarta saja ibu cukup update. Demikian juga masalah kasus-kasus penipuan melalui telfon atau sms juga pernah dibahasnya. Tapi apa daya, ketika yang menjadi objek penipuan adalah anak yang pernah 9 bulan dikandungnya, logika itu hilang dan yang muncul tinggalah perasaan seorang ibu yang ingin segera menyelamatkan anaknya. Walaupun uang 500 ribu itu cukup berharga, tapi kehilanganya menjadi tak terasa setelah mendapati aku baik-baik saja.

Semoga ibu dan bapak menikmati sisa-sisa usia mereka dengan tenang dan sehat sehingga bisa beribadah dan tetap berkarya.

Selamat hari orang tua, karena setiap hari adalah hari mereka.
الهم اغفرلي ذنوبي ولوالدي وارحمهم كم ر بيا ني صغيرا

*kisah ini terjadi sekitar 3 bulan yang lalu..

Al Abidin Menyapa

Minggu pagi, 26 Februari 2017, ribuan keluarga besar yayasan Al Abidin menyapa pengunjung Car Free Day (CFD) Solo. Siswa dan guru dari TK s.d SMA di bawah Yayasan Al Abidin membawa bunga untuk diberikan kepada setiap pengunjung di sepanjang jalan Slamet Riyadi. Selain memberikan bunga,  siswa-siswa tersebut juga menyapa ramah dan menanyakan beberapa hal terkait dengan Al Abidin.
Selain menyarakan hari jadi yang ke 15, agenda ini juga bertujuan untuk melatih siswa berkomunikasi dan bersosialisasi, mengenalkan Al Abidin serta mengetahui tingkat popularitas Al Abidin di tengah-tengah masyarakat,  khususnya Solo dan sekitarnya.
Harapannya semakin bertambah usianya, Al Abidin semakin dekat di hati masyarakat dan berkontribusi lebih besar dalam mencerdaskan generasi bangsa.

Sabtu, 04 Maret 2017

Live in Village


Pada tanggal 2 - 5 Maret 2017 sebanyak 224 siswa kelas 7 SMP Islam Al Abidin Surakart mengikuti kegiatan _live in & Philantrophy Program di Dusun Sudimoro,  Desa Sangup, kecamatan Musuk, Boyolali. Tempat paling ujung barat Kabupaten Boyolali ini berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Merapi.
Di sana siswa selain tinggal di rumah-rumah penduduk dan membantu pekerjaan rumah warga desa yang ditempati, mereka juga melakukan bakti sosial (social service) dengan memberikan paket sembako dan pengobatan gratis kepada warga setempat.
Di kesempatan lain, para siswa juga mengadakan kegiatan perlombaan untuk anak-anak TPA dan mengelar pengajian serta membagikan mushaf Al Quran kepada setiap warga yang beragama Islam.
Kegiatan tahunan untuk kelas 7 tersebut dimaksudkan untuk membekali dan memberi pengalaman siswa dengan banyak hal. Selain melatih kemandirian dan kepedulian,  mereka juga mendapatkan pelajaran bagaimana harus bersikap dan bertutur sopan ala warga desa, bertahan di tempat yang tidak banyak fasilitas dan mensyukuri apa yang sudah mereka punya saat ini.