Jumat, 24 November 2017

Soto Daging Kerbau dan Diplomasi Para Wali

Selain dikenal karena rokok kreteknya, Kudus juga terkenal dengan kuliner khasnya. Bagi yang pernah ke Kudus pasti tidak melewatkan kuliner khas kota wali ini, masakan daging kerbo (red: kerbau). 

Hari ini setelah beberapa tahun tidak singgah di sini, datang pagi saya langsung menuju pusat kuliner nomor. wahid di Kudus, Taman Bojana Pujasera. Di tengah bangunan yang berkios-kios itu, kita bisa menemukan beberapa los kios yang menjual menu istimewa berupa soto dan pindang daging kerbau. Kami langsung singgah dan memesan beberapa mangkok soto di kios Bapak Ramidjan. 

Sekilas tidak ada yang beda dengan soto pada umumnya, tapi racikan menggunakan daging kerbau memang terasa spesial bagi kami.

Mengetahui kami sebagai pendatang, penjual melayani sambil bercerita tentang asal usul kenapa daging kerbau lebih menjadi primadona dibanding dengan daging sapi atau yang lainnya. 

Bak seorang sejarawan, dia bercerita saat salah satu wali sanga, Maulana Ja'far Shadiq a.k.a Sunan Kudus, datang di daerah ini untuk mendakwahkan islam. Melihat kondisi masyarakat yang masih kental dengan mistisisme dan ritual hindu, Sunan Kudus tidak secara vis a vis mempertentangkan agama Islam yang ingin beliau dakwahkan dengan kepercayaan mayoritas masyarakat. Akan tetapi, sang wali menempuh beberapa pendekatan atau diplomasi sehingga ajakan-ajakan beliau bisa diterima secara gradual oleh orang sekitar, sehingga muncul sebuah pendekatan dengan istilah akulturasi kebudayaan pada waktu itu. 

Akulturasi sendiri bermakna mencampurkan dua budaya atau lebih (red. Islam dan Hindu). Dua contoh yang sangat nampak adalah mepertahankan arsitektur hindu dalam pembuatan masjid dan tidak menyembelih sapi sebagai hewan yang dianggap suci menurut kepercayaan masyarakat setempat pada waktu itu. 

Hasil pendekatan dan konsep diplomasi para wali tersebut sangat nampak keberhasilannya. Satu demi satu masyarakat waktu itu masuk Islam dan bahkan sekarang Kudus adalah kota santri dengan penduduk mayoritas muslim. Sehingga, hingga saat ini Masjid Menara Kudus dan masakan daging kerbau begitu ikonik di kota ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar