Sabtu, 16 Desember 2017

Golden Age


Seusia dia adalah golden agenya anak-anak untuk mengasah kemampuan afektif dan psikomotorik. keduanya adalah proses panjang yang harus dibiasakan dan dimulai sejak sekarang. Kebijakan pemerintah menghimbau pendidikan pra-sekolah untuk tidak mengajarkan calistung sebenarnya sudah tepat. Tapi memang kultur masyarakat kita yang masih menganggap anak yang bisa calistung semakin dini dianggap anak yang cerdas, begitupun sebaliknya. 

Pun juga di beberapa sekolah dasar, supremasi ilmu pengetahuan hanya disandarkan pada pelajaran matematika dan sains, belum optimal pada bidang lain yang bisa mengolah rasa dan karsa peserta didik seperti Seni dan ketrampilan. Anak yang lebih pandai matematika dinilai akan lebih berhasil dari pada yang tidak. Meskipun, matematika sangat penting, mungkin porsi dengan bidang lain bisa diseimbangkan.

Padahal, untuk mengahadapi persaingan global siswa harus diajarkan dan dibiasakan dengan twenty first century skills yang beberapa di antaranya adalah kemampuan berkomunikasi, berkolaborasi, memecahkan masalah, berpikir kritis dan kreatif.

Semoga kita bisa memenuhi hak anak untuk beraktualisasi. Memberikan ruang berkembang terhadap otak, otot dan hati mereka sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan. Sehingga kematangan tidak hanya diukur dari otak yang cerdas tapi juga skill yang mumpuni, jiwa yang kuat, kecapakan sosial yang baik dan kreatifitas yang tinggi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar