Jumat, 23 Mei 2014

Ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani



Ungkapan yang disampaikan Ki Hajar Dewantara tersebut adalah salah satu ungkapan yang paling popular di negeri ini. Hampir setiap orang dewasa pernah mendengar ungkapan tersebut terlepas apakah mereka mengerti maksud dari itu. Ungkapan popular yang disampaikan oleh Bapak Pendidikan Indonesia tesebut bermakna dalam secara filosofis dan aplikatif. Kita bisa menggunakan ungkapan tersebut dalam dimensi apapun.
Guru Sebagai model
Ing Ngarso sung tulodho berarti ketika di depan memberikan contoh. Dalam dunia pendidikan, tugas utama guru adalah menjadi model, baik perilaku atau  dalam pembelajaran. Segala tindakan yang dilakukan guru adalah model yang berpotensi untuk ditiru murid.   Bahkan ada pepatah “guru kencing berdiri murid kencing berlari” yang bermakna segala tindakan negatif guru akan dijadikan rujukan murid untuk melakukan tindakan yang lebih negatif lagi.  Maka dari itu, sebagai guru kita harus berperilaku “budi bawa leksana” atau konsisten dalam tindakan dan ucapan. Sebagai guru kita harus berhati-hati dalam berbuat dan berucap.
Di dalam kelas, guru mempunyai peran sebagai model pembelajaran. Dalam metode pembelajaran active learning memang sangat ditekankan untuk meminimalisir peran guru di dalam proses pembelajaran. Walaupun bukan sebagai pemeran utama dalam panggung kelas, guru adalah sutradara yang memberikan contoh bagaimana belajar.
Guru sebagai partner
Ing Madyo Mangun Karso berarti ditengah-tengah berkarya bersama. Guru tidak selalu harus berdiri di depan, memberikan contoh, berpidato tapi harus bersedia menjadi rekan kerja bagi murid. Menempatkan diri di tengah-tengah mereka mencapai tujuan bersama. Dalam konteks pembelajaran, filosofi ini menekankan bahwa guru harus mampu menjadi fasilitator yang baik, memberikan media, kesempatan, ruang dan waktu bagi murid untuk melakukan eksplorasi dan elaborasi dalam proses pembelajaran.
Tut Wuri Handayani
Pembelajaran bukan sekedar proses transfer of knowledge tapi juga proses sosial yang melibatkan guru, murid, dan lingkungan. Dalam hal ini tugas seorang guru tidak hanya menyampaikan dan memfasilitasi pembelajaran tapi juga memberi motivasi belajar kepada murid. Guru yang baik itu bukan guru yang memberikan pelajaran kepada murid tapi mampu mendorong/ memotivasi murid untuk belajar.
Filosofi puluhan tahun yang lalu tersebut masih sangat relevan untuk diterapkan dalam pembelajaran di masa kini karena Active learning yang menjadi metode mainstream pembelajaran saat ini mengakomodasi dasar-dasar dalam filosofi tersebut. So, jadilah guru yang menjadi model, fasilitator dan motivator bagi murid kita!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar