Beberapa Lebaran yang lalu
memberi banyak hikmah bagi saya. Salah satunya adalah bahwa membuat orang lain
bahagia itu adalah level kebahagian tertinggi.
Salah satu tetangga yang usianya
kira-kira 7 tahun membawa segepok kembang api untuk dinyalakan di sebuah gang
sekitar rumah. Dengan perasaan bangga anak tersebut memilah-milah kembang api
yang baru dibeli untuk membuat prioritas yang dinyalakan pertama dan terakhir.
Dengan banyak pertimbangan akhirnya anak
tersebut memilih kembang api yang paling besar untuk dinyalakan pertama. Tak
lama berselang, beberapa orang mulai berdatangan mengelilingi anak tersebut
dengan harapan mendapat hiburan kembang api gratis. dengan langkah tegap anak
tersebut mulai membusungkan dada dan mengacungkan kembang api yang digenggam
erat sementara bapaknya menyalakan korek dan membakar sumbunya. Tepat di
ledakan pertama, anak tersebut sontak menutup dua telinga dengan satu tangannya
dan memejamkan mata sambil berteriak “sudah habis belum?” berkali-kali. Orang-orang
di sekitarnya yang asyik dengan ledakan-ledaakan kembang api tak menggubris
teriakan bocah itu sampai akhirnya tiba dipenghujung ledakan. Setelah selesai
bocah tersebut membukan mata dan telinga dan mendapati orang-orang di sekelilingnya
bertepuk tangan sambil tersenyum bahagia; dan anak tersebutpun juga ikut
bahagia.
Dalam cerita ringan diatas kita
bisa mengambil pelajaran bahwa anak yang sebenarnya tidak menikmati apa yang
dia beli dan dia pegang menjadi bahagia karena melihat banyak orang di
sekelilingnya bahagia menyaksikan kembang api tersebut. Coba bayangkan ketika
anak itu menyalakan kembang api di dalam kesendirian tanpa ada orang yang
menyaksikan. Pasti dia tidak akan sebahagia ketika ditonton banyak orang.
Kebahagian adalah salah satu kata
yang terdapat makna beragam di dalamnya. Setiap orang mengartikan kebahagian
dengan cara yang berbeda-beda. Dan kebanyakan dari kita menganggap kebahagian
itu adalah di lingkungan privasi kita; diri
kita. Ketika orang sudah terpenuhi hasrat dan keinginannya sebagai individu
maka hal itu dianggap sebagai kebahagian. Banyak orang-orang yang terlalu sibuk
mengejar kebahagian tersebut sampai-sampai lupa kanan kiri, senggol kanan kiri,
sikut kanan kiri, dan akhirnya terjerumus dalam lubang nafsu yang tidak akan
ada habisnya.
Dalam kehidupan nyata banyak juga
kita temui orang-orang yang kebahagiannya mengandalkan bahagianya orang lain.
Ketika orang lain bahagia mereka ikut bahagia dan ketika orang lain menderita
meraka ikut “meneteskan air mata”. Maksudnya dari prinsip itu adalah
kemanfaatan yang luas bagi orang lain. Ketika kita terbiasa melakukan sesuatu
untuk orang lain, hati kita akan peka merasakan kebahagian dan penderitaan
orang lain. Hal itu akan mendorong kita untuk melakukan hal-hal yang membawa
manfaat atau kebahagiaan untuk orang lain. Seorang guru merasa sangat bahagia
ketika mendapati anak-anak yang didiknya meraih prestasi tertentu melebihi
anak-anak itu sendiri berarti guru tersebut telah melakukan hal-hal yang
bermanfaat. Seorang dokter merasa sangat bahagia mendapati pasiennya yang
berhasil sembuh dari penyakit berarti dokter tersebut telah melakukan banyak
hal yang bermanfaat. Seorang direktur bahagia mendapati karyawannya
dipromosikan berkat usaha kerasnya berarti karyawan tersebut berarti direktur
tersebut sudah membawa manfaat . Dan masih banyak lagi orang-orang yang
membahagiakan dirinya dengan cara membahagiakan orang lain.
Contoh yang paling dekat adalah
kedua orang tua kita. Orang tua kita telah melahirkan, membesarkan dan
memberikan pendidikan bagi kita. Sejak kita kecil mereka selalu mengusahakan
kebahagiaan bagi kita; memberikan makan, pendidikan, kasih sayang dan perhatian
yang tulus. Ketika kita tumbuh besar orang tua akan senantiasa bahagia
menyaksikan buah dari hasil susah payah dan banting tulangnya menjadi orang
yang berhasil dan bahagia. Dan itu sudah cukup bagi mereka untuk bahagia.
Setiap kita tidak terlepas dari
orang lain. Setiap saat, waktu dan kesempatan kita senantiasa saling
membutuhkan satu sama lain. Oleh karena itu, sebagai manusia kita harus
memanfaatkan setiap kesempatan yang kita untuk senantiasa berbuat baik, mengasihi
dan memperhatikan orang lain serta membawa kemanfaatan yang luas sehingga kita
bisa mencapai kebahagian yang hakiki di bumi ini dan insyaAllah nanti akan
kekal di akhirat.
by; Arif H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar