Rabu, 29 Maret 2017

Belajar Dari Buah Kelapa

Ketika menyantap sayur lodeh, tumpang dan rendang apa yang terlintas dalam pikiran kita. Enak,  pasti. Kuliner yang paling akrab di lidah orang-orang kita tersebut memang nikmat. Nikmat karena ada beberapa racikan bahan-bahan di dalamnya,  utamanya santan kelapa.
Kita semua pasti tahu dari mana dan bagaimana asal muasal santan kelapa. Tapi banyak dari kita yang tidak mentadabburi proses tersebut.  Sebelum jadi santan, proses kelapa dari pohon sampai dapur cukup kompleks. Kelapa yang sudah berumur biasanya dipanen dengan menaiki pohonnya dan setelah dipetik dijatuhkan dari ketinggian. Setelah di bawah, kelapa langsung berurusan dengan bendo (semacam sabit besar) dan benda tajam lainnya. Untuk memisahkan serabut dari cangkangnya, kelapa harus dijambak atau dikuliti sampai bersih baru dipukul supaya cangkang terbelah. Cangkang kelapa yang terbelah tersebut akan dicongkel untuk diambil buahnya. Setelah buah kelapa masuk dapur, diparutlah buah itu menjadi serpihan dan dicampur air kemudian diperas untuk mengeluarkan sari patinya yang kemudian menjadi santan.
Itulah buah kelapa, untuk bisa dinikmati kelezatan dan manfaatnya harus rela menjalani porses yang panjang dan menyakitkan.
Diibaratkan manusia, kita sering 'menghakimi' orang yang telah sukses dengan hidupnya, bagus ibadahnya, dalam ilmunya dan banyak pengikutnya setelah kita lihat keadaan dzohirnya tapi jarang kita lihat proses panjang yang membentuknya.
Bagaimana sering kita dengar kisah seorang ulama' yang harus menempuh perjalanan panjang untuk mendapatkan dan menggali ilmu, seorang da'i yang dengan keringat dan air mata merintis ponpes beliau, seorang pengusaha yang pernah mengalami masa-masa paling sulit dalam hidupnya, dan masih banyak lagi kisah-kisah seperti itu di buku-buku shirah dan biografi.
Setiap kegemilangan pasti ada masa lalu yang dijalani dengan 'darah dan air mata'.  Sebuah pepatah Cina mengatakan, kesuksesan itu didapat dari tidur di atas kayu bakar dan memcicipi empedu, yang maksudnya kita harus bisa bersusah-susah dahulu dan merasakan proses perjuangan hidup yang penuh pahit dan getir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar