Rabu, 08 Agustus 2018

Mewaspadai Zona Nyaman

Mentoring leadership kali ini saya buka dengan mengajukan studi kasus ringan. 

Dua desa masing-masing dialiri oleh dua sungai yang berbeda. Desa A terhampar di sepanjang sungai dengan karakter air yang stabil, berkecukupan dan bersahabat. Sebaliknya, desa B terletak di pinggiran sungai yang sangat labil. Sungai desa B cukup ekstrim kondisi airnya. Disaat musim hujan air yang datang berlebihan, bahkan hampir pasti meluapkan air ke perkampungan. Sedangkan disaat musim kemarau panjang kering kerontang. 

Setelah diuji dengan kondisi yang sama sekali berbeda tersebut, desa mana yang peradabannya lebih maju 100 tahun kemudian? 

Spontanitas banyak yang menjawab desa A yang akan lebih maju. Mereka beranggapan bahwa kecukupan dan kenyamananlah akan membuat mereka berhasil. Ada juga beberapa yang memberi jawaban desa B meski belum bisa memberi alasan yang tepat. 

Orang-orang desa A dan B berangkat dari kondisi yang sama saat mereka harus memutuskan di pinggir sungai yang mana mereka akan tinggal. Sampai saat waktu membuktikan bahwa warga desa B lebih dinamis dalam berfikir dan berinovasi. Kondisi air sungai yang labil itulah yang mendorong mereka terus mencari cara agar tidak kebanjiran saat musim hujan dan kekeringan saat musim kemarau. Mereka berupaya berkali-kali secara turun temurun membangun teknologi dan bekerja keras dalam mewujudkannya. tepat di keturunan yang ketiga (100 tahun kemudian) desa B sudah tidak lagi punya masalah banjir maupun kekeringan. Bahkan, mereka berhasil mengembangkan teknologi pertanian, perikanan dan transportasi jauh lebih maju dibandingkan desa A yang memulainya dari kondisi nyaman. 

Dari kasus di atas, bukan berarti anak yang dalam kondisi nyaman dan berkecukupan itu lebih susah berkembang. Hanya saja jangan sampai kenyamanan itu melenakan dan melalaikan mereka dalam belajar dan berusaha untuk masa depan. Kera yang tidur di pohon saat angin sepoi-sepoi lebih rentan jatuh dari pada kera yang tidur di tengah terpaan badai. Dengan kenyaman dan kecukupan mestinya lebih membuka peluang untuk banyak belajar dan mengembangkan diri untuk bekal masa depan. 


#mentoringleadership

#smpislamalabidin 

#fulldayandboardingschool

Tidak ada komentar:

Posting Komentar