Senin, 10 Desember 2018

The Core

Kira-kira belasan tahun yang lalu kami pernah nonton science fiction movie yang berjudul the core di salah satu bioskop di Solo. Dalam film itu digambarkan bahwa bumi berusia tidak lama lagi. Sering terjadi bencana gempa, gunung meletus dan fenomena alam aneh yang dialami di hampir setiap belahan bumi. Para pemimpin negara maju berembug mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana mengatasinya. Kemudian diutuslah ahli-ahli ilmu alam untuk mencari sekaligus memecahkan masalah tersebut.

Dengan batuan alat yang mirip Ultra Sonografi (USG) kira-kira, para ilmuwan mengindikasikan ada masalah yang terjadi di perut atau pusat bumi. Laju magma yang dikenal juga sebagai outer liquid core bergejolak dan tidak dalam koordinat gerak yang seharusnya. Kemudian mereka berpikir keras untuk mengatasinya. Sehingga dibuatlah sebuah kendaraan yang bisa menembus setiap lapisan bumi hingga bagian inti. 

Kemudian terpilihlah beberapa orang yang mewakili ilmuwan, teknisi, petualang, hingga tentara terbaik untuk menjalankan sebuah misi besar, menembus hingga inti bumi. Kendaraan yang digunakanpun didesain khusus, dari bahan khusus dan membawa bahan peledak berkekuatan tinggi (Trinitrotoluena) sebagai gerbong-gerbongnya. 

Setelah berhasil menembus lapisan kerak dan mantel bumi, tibalah kendaraan beserta awak itu ke tujuan. Dugaan ilmuwan bahwa magma  di sekitar inti bumi berhenti berputar terhadap the core itu benar. Sebagian magma beberapa kali meletup mendorong ke atas yang memicu bermacam bencana di permukaan bumi. Mulailah tim melancarkan SOP aksinya. Dengan kecepatan ultra, kendaraan dipacu mengelilingi inti bumi sambil menjatuhkan satu persatu gerbong peledak di setiap titik. Setelah gerbong peledak terlepas semuanya, kendaraan itu melaju keluar melalui jalur magma menuju kawah gunung berapi. Ledakan TNT itu akhirnya memicu pergerakan magma menjadi lebih intens dan stabil. Dan bumi kembali ke sedia kala. 

Itulah kisah fiksi tentang salah satu fenomena bumi kita. Namanya juga fiksi, tentu lebih banyak melibatkan imajinasi daripada kenyataan. Hingga kini perdepatan mengenai seperti apa bentuk bumi dan apa saja kandungan di dalamnya masih berlangsung dan menjadi dialektika ilmiah sepanjang sejarah. Terlepas dari itu ikhtiar ilmuwan harus kita apresiasi karena itu bentuk ekspresi rasa ingin tahu yang menjadi sifat dasar manusia.

#bledugkuwu #groboganhits #wisatajawatengah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar